Cerita Singkat Perkembangan Pandemi Covid-19 di Indonesia Selama Tahun 2020

Beragam peristiwa selalu terjadi dan selalu saja ada hal baru dari tahun ke tahun. Tapi khusus untuk tahun 2020 ini, kita dihadapkan pada perubahan yang memaksa kita untuk banyak menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.

Ilustrasi Virus Covid-19

Dimulai dari awal tahun 2020 ketika desas desus virus mematikan masih hanya sebuah berita yang kita lihat di TV, internet, maupun pembicaraan mulut ke mulut.

Ketidaksiapan berbagai pihak yang berkepentingan, bahkan seolah menganggap pandemi ini dengan sebelah mata, sehingga kita terlambat mengunci pintu masuk untuk orang-orang yang berpotensi membawa virus ke negara kita.

Saat negara lain sudah kita lihat menghadapi situasi mencekam, satu persatu warganya meninggal dunia, hingga warga negara kita yang dilarang untuk keluar rumah di negara rantau.

Mulailah terdengar dua orang warga negara kita yang positif covid-19. Kedua orang yang merupakan ibu dan anak tersebut tertular oleh warga negara Jepang saat ia ke Indonesia.

Sejak saat itu kepanikan kita mulai tumbuh. Masker habis dalam waktu yang begitu cepat. Dan meskipun harganya melambung tinggi, jumlah masker yang ada tetap tidak bisa memenuhi permintaan orang-orang yang ingin membelinya.

Di lain pihak, ada orang yang diam-diam mengumpulkan masker dari berbagai apotek untuk diekspor ke luar negeri dengan harga yang sangat tinggi.

Tak hanya masker, sabun pencuci tangan juga mulai langka. Walau iklan sabun pencuci tangan tak muncul lagi di TV, kalau produk itu ada, pasti cepat terjual.

Mulailah rakyat Indonesia yang kaya akan budaya mencari cara lain untuk menghadapi pandemi ini.

Untuk pengobatan, jahe merah dan rempah-rempah lainnya jadi andalan. Penjualan jahe merah pun jadi begitu tinggi. Untuk pencuci tangan, dipilih air daun sirih.

Produk-produk tradisional Indonesia tersebut jadi pembicaraan sampai ke luar negeri.

Tutorial cara pengolahan bahan-bahan tersebut pun banyak dibagikan di Youtube.

Selain soal pengobatan dan kepanikan warga, masalah lain pun muncul. Orang-orang masih susah untuk dilarang berkumpul dan menggunakan masker.

Namun watak orang Indonesia yang kreatif pun terpancing untuk mengatasinya dengan cara yang unik. Muncullah pocong-pocong untuk menakut-nakuti warga yang berkumpul sampai larut malam. Hal ini juga sampai disiarkan di TV negara lain, salah satunya di TV Korea Selatan.

Situasi mulai panas, saat orang merasakan banyak keanehan dari pandemi ini. Hal tersebut pun membuat teori konspirasi muncuk ke permukaan.

Musisi Anji, Deddy Corbuzier, hingga Musisi Jerink yang kini mendekam di tahanan adalah orang-orang terkenal yang sering membicarakan teori konspirasi tersebut.

Jerink harus mendekam di balik jeruji besi karena dalam pembahasan teori konspirasi yang ia perkirakan, ia juga menghina sebuah lembaga kesehatan.

Lalu hal-hal tersebut pun berulang kali terjadi.

Sampai saat kondisi sudah dianggap membaik, satu persatu daerah di Indonesia menerapkan situasi "normal baru" atau "new normal".

Larangan berkumpul sudah tidak terlalu ketat seperti di awal-awal aturan dibuat. Tapi kondisinya masih banyak membuat orang bertanya-tanya.

Dan hingga saat ini, tentang apakah virus tersebut menyebar secara alami atau sengaja disebarkan untuk kepentingan kelompok tertentu pun masih belum jelas. [tacom/ip]

Posting Komentar

0 Komentar