Ini tentang orang kaya yang punya seorang istri dan beberapa orang anak. Ia termasuk orang yang rajin ibadah, jika datang waktu shalat, ia mendatangi masjid untuk shalat berjamaah. Tapi hari-harinya terlalu sibuk untuk bekerja dan kurang bersedekah.
![]() |
Anggur (hargabulanini.com) |
Suatu hari di perjalanan pulang ke rumah, ia mendapati seseorang yang menjual buah anggur yang baru dipetik di pinggir jalan. Anggur itu kelihatan segar, ia lalu membeli sekitar sekilo anggur untuk dibawa pulang.
Sesampainya di rumah, ia memberikan anggur tersebut kepada istrinya dan berpesan, "nanti kita makan sama anak-anak setelah shalat dzuhur". Waktu itu sudah mendekati adzan dzuhur, dan ia pergi ke masjid untuk menunaikannya.
Setelah shalat dzuhur dan ia pulang ke rumah, istrinya sudah menghidangkan makanan untuk mereka makan bersama. Namun betapa terkejutnya orang ini melihat anggur yang tadi dibelinya sudah habis. "Mana anggur yang saya bawa tadi?", katanya pada sang istri. Lalu istrinya menyampaikan "anggurnya cuma sedikit, anak kita banyak, dan mereka tadi berebut memakannya".
Ia lalu terdiam dan memikirkan apa yang sedang terjadi. Karena agama kita, Islam mengajarkan kita untuk selalu berpikir dan berusaha memahami apa yang terjadi di dunia.
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-Anam : 32)
Padahal, ia bisa saja membeli sekarung anggur bahkan dengan kebun anggurnya pun ia sanggup membelinya. Tapi apa yang terjadi saat itu membuka matanya, dan membuatnya terdiam sejenak sambil berpikir, lalu untuk apa semua yang saya kerjakan, semua yang saya cari dan saya dapatkan, kalau saya pun tidak menikmatinya?
Tak lama setelah ia terdiam, ia langsung pergi keluar, tanpa ikut makan bersama keluarganya.
Sejak saat itu, ia mulai banyak bersedekah, membangun masjid, dan mengeluarkan hampir seluruh hartanya di jalan Allah. Orang-orang terkejut dengan perubahan yang terjadi padanya. Banyak yang bertanya atas tindakan-tindakannya, dan dia pun menerangkan:
Saat saya mengatakan pada mereka untuk nanti makan anggurnya bersama saja, tidak mereka ikuti, dan buah yang telah saya beli itu tidak sedikitpun mereka sisakan buat saya, lalu apa yang akan terjadi jika saya nanti meninggal? Saya tidak yakin kalau mereka akan membangunkan masjid untuk saya, meski dengan uang yang saya tinggalkan. Padahal harta yang dikeluarkan dengan cara seperti itulah yang akan jadi bekal untuk saya di akhirat kelak.
Demikianlah kisah yang insyaAllah menjadi inspirasi untuk kita agar lebih banyak bersedekah. Jika kita berpikir, apa yang kita sedekahkan itu, apa yang kita infakkan, semuanya juga akan kembali pada kita.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah : 254).
[tacom/ip]
0 Komentar