Belakangan beredar informasi mengenai penelitian minat baca rakyat Indonesia.
Dari berbagai lembaga survei yang melakukan penelitian, rata-rata mengungkapkan minat baca rakyat Indonesia berada di level yang sangat rendah.
![]() |
ilustrasi: membaca [ip] |
Dilansir dari laman deticom, hasil penelitian PISA tahun 2015 yang meneliti beberapa negara yang diumumkan tahun berikutnya, Indonesia mendapat peringkat ke 62 dari 70 negara. Penelitian dilakukan pada 72 negara, namun, 2 negara tak masuk kriteria penelitian, yakni Malaysia dan Kazakhstan.
Data UNESCO tahun 2016, minat baca Indonesia adalah 0,001% atau hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang memiliki minat baca.
Berbagai penelitian yang dilakukan, juga dibarengi dengan penelitian matematika dan sains. Indonesia juga menduduki peringkat yang tak memuaskan dalam penelitian tersebut.
Lalu mengapa minat baca yang rendah ini dianggap memprihatinkan?
Di zaman yang serba canggih dan perkembangan teknologi yang begitu cepat seperti sekarang ini, informasi menjadi begitu cepat dan mudah tersebar. Minat baca yang rendah dapat membuat informasi yang baik menjadi buruk, informasi yang sebenarnya fakta menjadi hoax, atau sebaliknya hoax malah dianggap fakta.
Di zaman sekarang pula lah media, khususnya media daring berlomba-lomba untuk menjaring pembaca dan penonton dengan membuat judul semenarik mungkin, atau yang biasa disebut click bait. Akibatnya, orang yang memiliki minat baca yang rendah akan salah menafsirkan judul-judul click bait tersebut.
Seperti contoh, ada berita berjudul:
"Ada Monyet Suka Membaca ditemukan di Pariaman?"
Orang yang minat membacanya kurang, akan menganggap beritanya adalah "Monyet Suka Membaca Ditemukan di Pariaman".
Ketika yang membaca adalah orang yang minat bacanya kurang, dia akan cenderung membaca judul, dan tak memperhatikan seluruh judulnya apalagi membaca isinya. Gawatnya lagi jika yang membacanya ini adalah orang yang juga suka ngobrol di berbagai media sosial alias suka ghibah, berita tersebut malah akan tersebar jauh dari isi beritanya.
Padahal jika diperhatikan, ada tanda tanya "?" di judul tersebut. Dan mungkin saja isinya adalah monyet yang kebetulan sedang memegang buku.
Harus diakui, memang kurang etis rasanya jika pembuat judul, membuat judul yang "click bait" untuk berita yang sensitif, apalagi orang media juga pasti tahu kondisi rakyat Indonesia. Namun hal ini membuktikan bahwa minat baca yang rendah jika berlawanan dengan minat ghibah yang tinggi malah menjadi bahaya dan memprihatinkan.
Inilah salah satu contoh pentingnya minat baca bagi kita semua. Jangan sampai kita menjadi rugi karena kurangnya minat dalam membaca. [tacom/ip]
0 Komentar